Non Performing Loan (NPL) – NPL adalah
jumlah kredit bermasalah yang dimiliki oleh suatu bank. Nilai NPL didapat
dengan cara membagi jumlah kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan
oleh bank.
Dalam analisis saham perbankan,
khususnya yang menggunakan analisis fundamental. Nilai NPL saham bank perlu
diperhatikan untuk melihat kinerja bank tersebut. Apakah banknya bagus atau
tidak dalam mengelola kredit yang disalurkan.
Sebelum itu mari kita lihat jenis-jenis NPL yang ada di perbankan berdasarkan peraturan OJK. Jadi, OJK mewajibkan semua bank untuk mencantumkan nilai NPL bank dalam laporan keuangannya.
Jenis-Jenis NPL
Non Performing Loan (NPL) dalam dunia perbakan ada dua yaitu NPL Gross dan NPL Net.
1. NPL Gross
NPL Gross adalah perbandingan kredit
bermasalah dengan total kredit. Nilai NPL Gross dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus berikut:
NPL Gross = Kredit Bermasalah : Total
Kredit
Kredit bermasalah adalah kredit dengan
kualitas kurang lancar, diragukan, dan
macet. Untuk mengetahui kualitas kredit suatu bank dapat dilihat
berdasarkan
kolektibilitas atau (tingkat kelancaran tagihan kredit).
Dalam dunia perbankan tingkat kolektibilitas kredit dibagi atas 5
tingkat yaitu:
1. Lancar
2. Dalam perhatian khusus
3. Kurang lancar
4. Diragukan
5. Macet
Untuk mencari rasio NPL Gross bank hanya
memakai poin nomor 3,4 dan 5.
Bank yang memiliki rasio NPL yang tinggi
berarti memiliki kualitas kredit yang jelek. Artinya bank tersebut tidak sehat
karena tidak bisa menyalurkan kredit ke debitur yang baik, sehingga banyak yang
macet.
Baca Juga: Daftar Saham Bank di Bursa Efek Indonesia
Rasio NPL yang baik adalah di bawah 5%.
Lewat dari 5% artinya kredit bank tersebut jelek. Besar rasion NPL ini sendiri
adalah hasil dari ketetapan peraturan OJK untuk perbankan.
2. NPL Nett
NPL Nett adalah perbandingan kredit
bermasalah setelah dikurangi CKPN kredit bermasalah dengan total kredit. Perhatikan rumus mencari rasio NPL Nett
berikut
NPL Nett = (Kredit bermasalah – CKPN
Kredit bermasalah ) : Total kredit
CKPN adalah cadangan kerugian penurunan
nilai yang disisihkan oleh bank untuk mengantisipasi kerugian di masa kini dan
di masa akan datang. Besar nilai CKPN bank biasanya sudah dilaporkan dan
tercatat dalam laporan keuangan.
Dari 2 jenis NPL di atas yang menjadi
poin penting yang harus dilihat adalah rasio NPL Nett. Sebab NPL Nett
mencerminkan tagihan kredit macet yang sebenarnya karena kemungkinan kredit
tidak akan tertagih lagi. Artinya debitur tidak akan membayar lagi kredit
tersebut.
Cara Menghitung Non
Perfoming Loan (NPL)
Cara menghitung rasio NPL bank bisa kita dapatkan dengan
menggunakan rumus di atas tadi. Sebelum itu tentu kita harus tahu mencari nilai
setiap varibel. Mari kita ambil contoh
laporan keuangan Bank Mandiri tahun 2021. Perhatikan laporan keuangan Bank Mandiri di bawah:
Perhatikan garis hitam pada gambar di atas. Total kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri (IDX: BMRI) dari
laporang keuangan di atas sebesar Rp1.026,22 triliun. Selanjutnya untuk
mengetahui kredit kurang lancar, macet dan lancar. Perhatikan kolom merah.
Lihat catatan di laporan keuangan pada nomor 12. Perhatikan yang di kotak merah. Di sana kita akan
menemukan penjabaran lebih rinci mengenai tingkat kolektibilitas kredit Bank
Mandiri.
Perhatikan gambar di bawah. Ini adalah lampiran atas
catatan laporan keuangan Bank Mandiri nomor 12.
Perhatikan tanda garis merah di atas. Dapat kita lihat
jumlah kredit kurang lancar sebesar Rp3,63 triliun, diragukan sebesar Rp5,64
triliun dan kredit macet sebesar Rp18,86 triliun.
Setelah mengetahui jumlah dari setiap variable, maka
rasio NPL bisa langsung dihitung. Rasion NPL Gross MBRI tahun 2021 sebesar:
NPL Gross = (kredit kurang lancar + diragukan + macet) :
total kredit
NPL Gross = (3.635.002 + 5.643.861 + 18.861.189) :
1.026.224.827
NPL Gross = (28.140.054) : (1.026.224.827)
NPL Gross = 0,0274
NPL Gross = 2,74%
Karena NPL Gross selalu dalam bentuk persen, maka kita
tinggal ubah dengan mengalikan 100%.
Bagaimana
dengan NPL Net Bank Mandiri (IDX: BMRI)?
Berikut perhitungan NPL Net BMRI:
NPL Nett = (Kredit bermasalah - CKPN Kredit bermasalah ) : Total kredit
Pertama mari kita cari nilai dari masing-masing variable
di atas. Perhatikan nilai tiap variable
dari laporan keuangan di bawah ini.
Kredit bermasalah = kredit kurang lancar + diragukan +
macet
Kredit bermasalah = 3.635.002 + 5.643.861 + 18.861.189
Kredit bermasalah = 28.140.054
CKPN Kredit Bermasalah
Perhatikan garis biru di atas. Itu merupakan CKPN kredit bermasalah Bank Mandiri tahun 2021. Cukup masukkan nilai dari masing-masing CKPN.
CKPN Kredit bermasalah =
CKPN kredit kurang lancar + CKPN diragukan + CKPN macet
CKPN Kredit bermasalah =
2.335.108 + 4.031.250 + 16.983.415
CKPN Kredit bermasalah =
23.349.773
Setelah nilai setiap variabel didapat, maka tinggal
masukkan ke dalam rumus.
NPL Net = (Kredit bermasalah -
CKPN Kredit bermasalah ) : Total kredit
NPL Net = (28.140.054 - 23.349.773) : 1.026.224.827
NPL Net = 4.790.281 : 1.026.224.827
NPL Net = 0,00466
NPL Net = 0,46%
NPL Gross BMRI dan NPL Net sebesar 2,74% dan 0,46%. Nilai NPL BMRI
tersebut termasuk bagus apabila mengikuti aturan perbankan dan OJK.
Namun, untuk mengetahui secara akurat harus dibandingkan dengan
rata-rata NPL industri perbankan. NPL BMRI bisa dikatakan bagus apabila dibawah
rata-rata NPL perbankan.
Misalnya ratio rata-rata NPL gross sejenis di industri perbankan
sebesar 2,5% sedangkan NPL gross BMRI 2,7%%. Artinya NPL gross BMRI tergolong
tidak bagus karena di atas rata-rata industri perbankan yang sejenis.
Sebaliknya apabila ratio NPL di bawah, maka bisa dikatakan bagus.
Kegunaan Non Performing Loan (NPL)
Ratio NPL bank sangat
berguna baik bagi bank, investor, pemberi kredit dan berbagai pihak yang
berkepentingan dalam sebuah perusahaan.
Informasi nilai ratio
NPL suatu bank berguna untuk mengetahui baik buruknya kualitas kredit sautu
bank.
Non Performing Loan (NPL) mencerminkan kinerja bank dalam penyaluran kredit.
Semakin tinggi ratio NPL, mencerminkan kinerja penyaluran kredit bank tidak
baik sehingga kredit bermasalah bank menjadi cukup tinggi.
Baca
Juga: Bunga Deposito Bank BRI, BNI, BTN dan
Mandiri, Cek Bunga Tertinggi!
Ratio NPL yang tinggi
pada akhirnya akan berpengaruh pada kemampuan bank untuk mencetak laba.
Demikian juga sebaliknya, semakin rendah ratio NPL maka menunjukkan kinerja
perkreditan bank semakin membaik yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan
laba bank.
Adapun NPL bank harus dijaga maksimal 5%. Lewat 5% berarti kategori buruk atau jelek.
0 comments
Posting Komentar