03 Februari 2022

Cara Mencari NPL di Laporan Keuangan Perbankan

 

Non Performing Loan

Non Performing Loan (NPL) – NPL adalah jumlah kredit bermasalah yang dimiliki oleh suatu bank. Nilai NPL didapat dengan cara membagi jumlah kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan oleh bank.

Dalam analisis saham perbankan, khususnya yang menggunakan analisis fundamental. Nilai NPL saham bank perlu diperhatikan untuk melihat kinerja bank tersebut. Apakah banknya bagus atau tidak dalam mengelola kredit yang disalurkan.

Sebelum itu mari kita lihat jenis-jenis NPL yang ada di perbankan berdasarkan peraturan OJK. Jadi, OJK mewajibkan semua bank untuk mencantumkan nilai NPL bank dalam laporan keuangannya.

Jenis-Jenis NPL

Non Performing Loan (NPL) dalam dunia perbakan ada dua yaitu NPL Gross dan NPL Net.

1. NPL Gross

 NPL Gross adalah perbandingan kredit bermasalah dengan total kredit. Nilai NPL Gross dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:

NPL Gross = Kredit Bermasalah : Total Kredit

Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Untuk mengetahui kualitas kredit suatu bank dapat dilihat berdasarkan kolektibilitas atau (tingkat kelancaran tagihan kredit).

Dalam dunia perbankan tingkat kolektibilitas kredit dibagi atas 5 tingkat yaitu:

1. Lancar

2. Dalam perhatian khusus

3. Kurang lancar

4. Diragukan

5. Macet

Untuk mencari rasio NPL Gross bank hanya memakai poin nomor 3,4 dan 5.

Bank yang memiliki rasio NPL yang tinggi berarti memiliki kualitas kredit yang jelek. Artinya bank tersebut tidak sehat karena tidak bisa menyalurkan kredit ke debitur yang baik, sehingga banyak yang macet.

Baca Juga: Daftar Saham Bank di Bursa Efek Indonesia

Rasio NPL yang baik adalah di bawah 5%. Lewat dari 5% artinya kredit bank tersebut jelek. Besar rasion NPL ini sendiri adalah hasil dari ketetapan peraturan OJK untuk perbankan.

2. NPL Nett

NPL Nett adalah perbandingan kredit bermasalah setelah dikurangi CKPN kredit bermasalah dengan total kredit.  Perhatikan rumus mencari rasio NPL Nett berikut

NPL Nett = (Kredit bermasalah – CKPN Kredit bermasalah ) : Total kredit

CKPN adalah cadangan kerugian penurunan nilai yang disisihkan oleh bank untuk mengantisipasi kerugian di masa kini dan di masa akan datang. Besar nilai CKPN bank biasanya sudah dilaporkan dan tercatat dalam laporan keuangan.

Dari 2 jenis NPL di atas yang menjadi poin penting yang harus dilihat adalah rasio NPL Nett. Sebab NPL Nett mencerminkan tagihan kredit macet yang sebenarnya karena kemungkinan kredit tidak akan tertagih lagi. Artinya debitur tidak akan membayar lagi kredit tersebut.

Cara Menghitung Non Perfoming Loan (NPL)

Cara menghitung rasio NPL bank bisa kita dapatkan dengan menggunakan rumus di atas tadi. Sebelum itu tentu kita harus tahu mencari nilai setiap varibel. Mari  kita ambil contoh laporan keuangan Bank Mandiri tahun 2021. Perhatikan laporan keuangan Bank Mandiri di bawah:



Perhatikan garis hitam pada gambar di atas. Total kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri (IDX: BMRI) dari laporang keuangan di atas sebesar Rp1.026,22 triliun. Selanjutnya untuk mengetahui kredit kurang lancar, macet dan lancar. Perhatikan kolom merah.

Lihat catatan di laporan keuangan pada nomor 12. Perhatikan yang di kotak merah. Di sana kita akan menemukan penjabaran lebih rinci mengenai tingkat kolektibilitas kredit Bank Mandiri.

Perhatikan gambar di bawah. Ini adalah lampiran atas catatan laporan keuangan Bank Mandiri nomor 12.

 


Perhatikan tanda garis merah di atas. Dapat kita lihat jumlah kredit kurang lancar sebesar Rp3,63 triliun, diragukan sebesar Rp5,64 triliun dan kredit macet sebesar Rp18,86 triliun.

Setelah mengetahui jumlah dari setiap variable, maka rasio NPL bisa langsung dihitung. Rasion NPL Gross MBRI tahun 2021 sebesar:

NPL Gross = (kredit kurang lancar + diragukan + macet) : total kredit

NPL Gross = (3.635.002 + 5.643.861 + 18.861.189) : 1.026.224.827

NPL Gross = (28.140.054) : (1.026.224.827)

NPL Gross = 0,0274

NPL Gross = 2,74%

Karena NPL Gross selalu dalam bentuk persen, maka kita tinggal ubah dengan mengalikan 100%.

Bagaimana dengan NPL Net Bank Mandiri (IDX: BMRI)?

Berikut perhitungan NPL Net BMRI:

NPL Nett = (Kredit bermasalah - CKPN Kredit bermasalah ) : Total kredit

Pertama mari kita cari nilai dari masing-masing variable di atas. Perhatikan nilai tiap variable dari laporan keuangan di bawah ini.

Kredit bermasalah = kredit kurang lancar + diragukan + macet

Kredit bermasalah = 3.635.002 + 5.643.861 + 18.861.189

Kredit bermasalah = 28.140.054


CKPN Kredit Bermasalah


Perhatikan garis biru di atas. Itu merupakan CKPN kredit bermasalah Bank Mandiri tahun 2021. Cukup masukkan nilai dari masing-masing CKPN.

CKPN Kredit bermasalah = CKPN kredit kurang lancar + CKPN diragukan + CKPN macet

CKPN Kredit bermasalah = 2.335.108 + 4.031.250 + 16.983.415

CKPN Kredit bermasalah = 23.349.773

Setelah nilai setiap variabel didapat, maka tinggal masukkan ke dalam rumus.

NPL Net = (Kredit bermasalah - CKPN Kredit bermasalah ) : Total kredit

NPL Net = (28.140.054 - 23.349.773) : 1.026.224.827

NPL Net = 4.790.281 : 1.026.224.827

NPL Net = 0,00466

NPL Net = 0,46%

NPL Gross BMRI dan NPL Net sebesar 2,74% dan 0,46%. Nilai NPL BMRI tersebut termasuk bagus apabila mengikuti aturan perbankan dan OJK.

Namun, untuk mengetahui secara akurat harus dibandingkan dengan rata-rata NPL industri perbankan. NPL BMRI bisa dikatakan bagus apabila dibawah rata-rata NPL perbankan.

Misalnya ratio rata-rata NPL gross sejenis di industri perbankan sebesar 2,5% sedangkan NPL gross BMRI 2,7%%. Artinya NPL gross BMRI tergolong tidak bagus karena di atas rata-rata industri perbankan yang sejenis. Sebaliknya apabila ratio NPL di bawah, maka bisa dikatakan bagus.

Kegunaan Non Performing Loan (NPL)

Ratio NPL bank sangat berguna baik bagi bank, investor, pemberi kredit dan berbagai pihak yang berkepentingan dalam sebuah perusahaan.

Informasi nilai ratio NPL suatu bank berguna untuk mengetahui baik buruknya kualitas kredit sautu bank.

Non Performing Loan (NPL) mencerminkan kinerja bank dalam penyaluran kredit. Semakin tinggi ratio NPL, mencerminkan kinerja penyaluran kredit bank tidak baik sehingga kredit bermasalah bank menjadi cukup tinggi.

Baca Juga: Bunga Deposito Bank BRI, BNI, BTN dan Mandiri, Cek Bunga Tertinggi!

Ratio NPL yang tinggi pada akhirnya akan berpengaruh pada kemampuan bank untuk mencetak laba. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah ratio NPL maka menunjukkan kinerja perkreditan bank semakin membaik yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan laba bank.

Adapun NPL bank harus dijaga maksimal 5%. Lewat 5% berarti kategori buruk atau jelek.

0 comments

Posting Komentar

Terpopuler